Rabu, 23 Maret 2016
Rabu, Maret 23, 2016 7

CALON IMAM, DENGARKAN AKU WALAU HANYA SATU DETIK - PART : IV

Hai kamu, lama menantimu terkadang membuatku resah. Menanti pintu terketuk justru membuatku semakin gundah. Ini bukan tentang siapa kamu, tapi ini tentang bagaimana aku.

Mencintai bukan sekedar rasa, tapi tentang niat untuk tetap bersama saat suka dan duka. Tentang komitmen yang seharusnya mampu untuk dipertanggung jawabkan. Tentang impian bersama yang menunggu diwujudkan.

CALON IMAM, DENGARKAN AKU WALAU HANYA SATU DETIK : PART IV
Calon imamku, berulang kali aku jelaskan disini, aku bukanlah gadis dengan latar belakang keluarga yang sempurna, aku juga bukan gadis yang tumbuh dengan pupukan sifat manja. Aku hanya salah satu dari gadis akhir zaman, yang tak ingin menyaksikan lagi hancurnya niatan rumah tangga. Bersamamu, aku ingin merasakan sepenggal firdaus yang Allah cipta di dunia. Bersamamu aku ingin surga terasa lebih dekat.

Harapan yang terlihat simple memang, tapi tak banyak lelaki diluaran sana yang mampu mewujudkan. Sampai terkadang harapan indahnya pernikahan terasa seperti ombak pasang surut. Adakalanya aku tak sabar menantikan sosokmu, adakalanya pula aku begitu takut, begitu ragu untuk menginjak step kehidupan yang baru.

Hai kamu.. entah siapa dan dimana..
Aku hanya gadis yang masih banyak khilaf dan aib. Sempat mencintai dan menjadi pacar lelaki lain, kadang lebay, kadang kecentilan, kadang juga suka ghibah. Apa kamu mau menerimaku? Apa kamu mau mengajariku menjadi perempuan yang lebih baik?

Aku memang tak secantik Zulaikha, tak sekaya Khadijah, tak setaqwa Aisyah dan tak sesuci Maryam. Tapi, bersediakah kamu menjadi nahkodaku? Menuntunku dengan jemari taqwamu? Sungguh, aku ingin berjumpa dengan beliau-beliau kelak di surga.

Haha.. heeiii.. jangan tertawa kecil membaca celotehku. Mungkin aku memang belum pantas untuk ingin berjumpa dengan beliau, oleh karena itu aku butuh kamu.

Hai kamu yang tak kunjung datang.. aku sabar karena keyakinanku kepada Allah tanpa batas. Aku percaya karena Allah pasti mempercayakan hati untuk kujaga. Yang sederhana tapi spesial, yang biasa tapi ngangeni, yang polos tapi luar biasa.


To be continued,
Dariku yang tak hanya ingin sehidup semati bersamamu, tapi juga sehidup sesurga bersamamu.



PART I : CALON IMAM, DENGARKAN AKU WALAU HANYA SATU DETIK

PART II : CALON IMAM, DENGARKAN AKU WALAU HANYA SATU DETIK

PART III : CALON IMAM, DENGARKAN AKU WALAU HANYA SATU DETIK