Rabu, 16 September 2015

CALON IMAM, DENGARKAN AKU WALAU HANYA SATU DETIK - PART : III


Hai, sudah lama tak kusapa kamu melalui tulisanku, iya kamu, calon imamku..
Aku harap, kamu tak lelah untuk menjaga hatimu disana. Kamu boleh melihat perempuan lain, tapi jangan lihat mereka dengan hatimu juga. Jaga dan persiapkan hatimu untukku, pemilik sebelah tulang rusukmu.

Hai kamu, aku bukan seorang perempuan yang mengharap kesempurnaanmu. Sederhana asal bisa barengan sampai surga kan indahnya berlipat, hehe..

CALON IMAM, DENGARKAN AKU WALAU HANYA SATU DETIK - PART : III
Bagaimana? Apa kamu sudah menemukanku? Sudahkah kamu melihatku dari kejauhan? Masihkah kamu mengamati setiap gerak gerikku? Tahukah kamu, di setiap sujudku aku tak pernah absen menyampaikan harapanku tentang kamu? Jika jauh semoga di dekatkan, jika dekat semoga segera dipertemukan, jika sudah bertemu semoga lekas melamar, haha..

Untuk sekarang mungkin ada tembok kokoh yang jadi pembatas di antara kita, pembatas itu adalah jarak dan waktu. Percayalah, Allah menciptakan jarak dan waktu bukan supaya kita lelah menanti dan berhenti berharap. Tapi agar kita tak pernah putus asa untuk berdoa penuh keyakinan yang sempurna.

Hai kamu, lelakiku..
Apapun alasannya, sungguh aku tak ingin melihatmu lelah berjuang. Jemput keindahan yang kamu idamkan, jemput kebahagiaan yang kamu inginkan. Sampai saatnya nanti, kamu bisa menjemputku, tinggal dalam atap yang sama denganku, berbagi segala suka dan duka bersamaku.

Aku yakin, kamu sedang dipersiapkan dengan baik oleh Allah untukku. Aku yakin, nantinya kamu akan bersungguh-sungguh mencintaiku. Aku percaya, bahwa kamu yang bertanggung jawab tak akan membiarkan wanitamu berlama-lama menanti. Sampai saatnya nanti, bukan cinta yang memilihmu, tapi Allah yang memilihmu untuk kucintai.


To be continued,
Dariku yang tak hanya ingin sehidup semati bersamamu, tapi juga sehidup sesurga bersamamu.